-->
  • Jelajahi

    Copyright © Lintas-7
    Lintas-7

    Menu Bawah

    Iklan

    Sejarah Pahlawan Emansipasi di Museum R.A Kartini di Jepara

    lintas-7
    21 April 2025, 09:12 WIB Last Updated 2025-04-21T02:12:56Z

    Redaksi


    Foto. Museum R.A Kartini di Jepara Jawa Tengah. 


    Lintas-7.com - Jakarta. Satu kata yang tak dapat dipisahkan dari sosok R.A Kartini. Kartini adalah pahlawan yang berhasil mengangkat derajat dan martabat perempuan di Indonesia.


    Membangkitkan semangat perempuan untuk meraih pendidikan dan kesetaraan di tengah tantangan budaya dan patriarki pada masanya. 


    Hari lahirnya, 21 April, diperingati sebagai Hari Kartini, sebuah momen untuk mengapresiasi perjuangannya dan merenungkan kontribusi wanita dalam membangun bangsa.


    Keputusan Presiden Soekarno menetapkan Hari Kartini pada 21 April melalui keputusan Presiden No. 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964.


    Ketetapan Hari Kartini sebagai bukti disamakan dengan tanggal lahir Raden Adjeng Kartini (R.A. Kartini) pada 21 April 1879 di daerah Jepara, Jawa Tengah.


    Masa Kecil RA Kartini: Antara Tradisi dan Pendidikan


    Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah, dari keluarga bangsawan Jawa. Sebagai putri seorang bupati, Kartini memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan di sekolah Belanda, Europese Lagere School (ELS). Di sana, ia mempelajari bahasa Belanda, yang kemudian menjadi jendela baginya untuk mengenal dunia luar melalui buku, surat kabar, dan majalah.


    Namun, tradisi Jawa pada masa itu membatasi pendidikan perempuan. Setelah usia 12 tahun, Kartini harus menjalani masa pingitan, sebuah adat yang mengharuskan perempuan bangsawan tinggal di rumah hingga menikah.


    Perjuangan Kartini untuk Pendidikan Perempuan


    Meskipun terpingit, semangat Kartini untuk belajar tidak pernah padam. Melalui surat-suratnya kepada teman-teman korespondensi di Belanda, seperti Estelle Zeehandelaar, Kartini menuangkan pemikirannya tentang ketidakadilan yang dialami perempuan pribumi.


    Ia menulis tentang betapa pentingnya pendidikan bagi perempuan agar mereka dapat berkontribusi lebih baik dalam keluarga dan masyarakat. Menurut Kartini, perempuan tidak hanya bertugas sebagai pendamping suami tetapi juga sebagai pendidik generasi mendatang.


    Karya yang Menginspirasi: "Habis Gelap Terbitlah Terang"


    Setelah wafat pada usia muda, yaitu 25 tahun, surat-surat Kartini dikumpulkan oleh seorang Belanda, J.H. Abendanon, dan diterbitkan dengan judul "Door Duisternis Tot Licht" yang berarti "Habis Gelap Terbitlah Terang." Buku ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, menggugah kesadaran tentang pentingnya pendidikan dan kesetaraan gender.


    Warisan Kartini: Inspirasi Emansipasi Wanita Indonesia


    Perjuangan Kartini menjadi tonggak penting dalam emansipasi wanita Indonesia. Pemikiran dan visinya membuka jalan bagi perempuan untuk mengakses pendidikan, karier, dan berkontribusi di berbagai bidang kehidupan.


    Kini, perempuan Indonesia telah mencapai banyak kemajuan, dari menjadi pemimpin pemerintahan hingga berkarya di bidang sains, seni, olahraga, dan teknologi. Semangat Kartini tetap relevan sebagai inspirasi untuk terus memperjuangkan kesetaraan dan pemberdayaan perempuan.


    RA Kartini adalah sosok yang memberikan cahaya bagi perempuan Indonesia untuk keluar dari belenggu tradisi yang membatasi potensi mereka. Kisah dan perjuangannya menjadi inspirasi tak berujung untuk mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan setara.


    Mari kita terus menghidupkan semangat Kartini dalam setiap langkah kita, mendukung perempuan untuk berdaya, berkarya, dan menjadi pelita bagi masa depan bangsa.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Bisnis

    +