Lintas-7.com - Jakarta. Baru-baru ini telah ramai diperbincangkan seorang penjual es teh yang dipojokkan oleh seorang mubaligh (penceramah) ternama Indonesia. Alih-alih tujuannya hanya bahan candaan untuk menghibur para jemaahnya dan dianggap sebagai interaksi yang lumrah antara audiens (jemaah) dan pembicara. Tak disangka-sangka cuplikan potongan video pendek tersebut berhasil membuat perhatian banyak netizen di Indonesia. Bahkan menjadi salah video viral yang menghiasi jagat media sosial Indonesia.
Banyak para netizen menaruh perhatian kepada tukang “Penjual Es Teh” yang dijadikan bahan tertawaan saat pengajian berlangsung. Tidak jarang para netizen memperhatikan reaksi mimik seorang “Tukang Jualan Es” yang dianggap menahan rasa malu dan kesedihan.
Vidio ini akhirnya dijadikan sebagai momentum para netizen untuk ramai-ramai membalikkan keadaan si “Tukang Jualan Es” yang tadinya menjadi bahan candaan dan tertawaan ketika acara pengajian berlangsung, berubah menjadi bahan pujian dan perbincangan dari banyak nitizen dan kalangan masyarakat Indonesia di jagat dunia maya (media sosial).
Beberapa komentar yang digaungkan oleh para netizen yang menjadi booming (populer) di antaranya adalah “Jualan es teh lebih mulia, daripada jualan agama”. Ada lagi yang berkomentar “Yang dihina bisa menjadi mulia, orang yang merasa mulia bisa menjadi jauh lebih terhina.
Ingat anda manusia, orang lain juga manusia”. Selain itu ada juga yang berkomentar “Bagaimana jika yang dihina itu adalah orang tuamu, bagaimana perasaan anda?”, dan masih banyak komentar lainnya yang menghiasi jagat media sosial Indonesia.
Pada akhirnya, karena kecaman yang mengalir deras para netizen yang “bersangkutan” langsung datang kepada si “Tukang Jualan Es” untuk meminta maaf. Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran penting dan berharga bagi siapa saja, terutama public figur yang tutur-kata dan tingkah lakunya menjadi banyak sorotan masyarakat luas, apalagi ini Indonesia yang masyarakatnya sebagian besar aktif bermedia sosial.
Tim. Lintas-7.com