Foto. Kondisi jalan amblas di Desa Jayanti Kecamatan Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi.
Lintas-7.com - Kab. Sukabumi. Peristiwa amblasnya jalan nasional tersebut dampak adanya genangan air akibat intensitas curah hujan yang selama ini terjadi dan tidak cepat tertangani dengan baik.
Akibat saluran air gorong gorong tersumbat, jalan di Kampung Panyawelan, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi amblas menyisakan lubang yang membahayakan pengguna jalan.
Kepala desa Jayanti Nandang, jalan berlubang tersebut berada di ruas jalan nasional Palabuhanratu – Sukabumi tepatnya di kampung Panyawelan wilayah desa Jayanti yang berbatasan dengan Kelurahan Palabuhanratu Sabtu kemarin.
"Ini tentu akan membahayakn bagi pengguna lalin. Maka dari kemarin pemdes, polsek, dishub, warga serta komuntas yang lain, saling bantu untuk mngamankn area itu, dari siang hingga malam, sampai pagi ini bahkan dengan dilakukan buka tutup arus lalulintas,” jelasnya. Minggu (22/12/2024).
Peristiwa amblasnya jalan nasional tersebut dampak adanya genangan air akibat intensitas curah hujan yang selama ini terjadi dan tidak cepat tertangani dengan baik. Sehingga jalam amblas dengan diameter lubang dipermukaan aspal atau jalan raya, diperkirakn kurang lebih 2 meter, lebarnya lubang yang mengikis tanah didalamnya sekitar 5 meter serta kdalaman lubang mencapai 2 meter.
"Tapi kemarin sudah dipantau oleh tim PUPR, penanganan dilakukan dengan menambah bahu jalan agar jalan bisa lebar untuk dilalui kendaraan,” imbuhnya.
Sementara itu camat Palabuhanratu Deni Yudono mengatakan pihaknya telah berkordinasi dengan kementrian PUPR yang memiliki kewenangan atas kerusakan jalan amblas tersebut hingga menimbulkan lubang yang membahayakan pengguna jalan.
“Tindakan sementara dari PUPR telah melebarkan bahu jalan, karena masih menunggu gorong gorong dan alat beratnya yang rencana hari ini sudah akan mulai dilaksanakan penataan,” timpalnya.
“Sehingga nanti jalan tersebut dapat berfungsi kembali dengan layak, intinya PUPR sedang menangani jalan yang amblas itu di Panyawelan cagar alam. Itu akibat genangan air, ada disitu, intinya drainasenya kurang berjalan dengan bagus, awalnya memang ada gerakan tanah juga disitu,” tandasnya.
Nurkholis
Editor. Firman Alamsyah