-->
  • Jelajahi

    Copyright © LINTAS-7
    Lintas-7

    Menu Bawah

    Iklan

    Mayoritas Pemilih Perempuan Rentan Money Politics di Pilkada Serentak 2024

    lintas-7
    17 November 2024, 12:15 WIB Last Updated 2024-11-17T08:12:06Z

    Lintas-7.com - Jakarta. Komisioner KPU Iffa Rosita menyoroti kerentanan perempuan dalam pelaksanaan Pilkada serentak 2024. Padahal, tahun ini angka pemilih perempuan jauh lebih banyak dari laki-laki, yakni di atas 50 persen.

    "Di Pemilu 2024 partisipasi masyarakat kita justru 50 persen lebih adalah pemilih perempuan. Artinya, perempuan sangat penting suaranya di Pilkada 2024,” kata Iffa dalam acara Bawaslu on Car Free Day, Kampanye Pilkada Damai 2024: Perempuan Berani Mengawasi dan Memilih, Bersama Lawan Diskriminasi, Minggu (17/11/2024).

    Untuk itu, KPU bersama Bawaslu menggandeng Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk mengkampanyekan stop diskriminasi terhadap perempuan dan anak dalam pelaksanaan Pilkada serentak.

    Kita tahu ada money politics dan kemudian ada sosial budaya, jangan sampai menjadi penghambat perempuan untuk menggunakan hak-haknya secara mandiri, bukan dalam tekanan,“ kata Iffa.

    Hanya saja, suara perempuan masih rentan dibeli. Ia menyinggung soal keadaan sosial budaya di Indonesia yang membuat perempuan sulit untuk menggunakan suara sah nya dengan benar.

    Masih di lokasi yang sama Menteri PPPA Arifah Fauzi, Karena mungkin dianggap selama ini perempuan itu lemah, perempuan tidak berdaya, padahal sebetulnya kita semua komponen dari perempuan seluruh Indonesia.

    Arifah berharap, lewat kampanye ini perempuan akan saling menguatkan dan mengedukasi satu sama lain agar bisa memilih sesuai hati nurani tanpa diskriminasi, tanpa pengaruh apa pun baik sosial, budaya patriarki, maupun money politics.

    Kita akan menguatkan perempuan, supaya bisa mandiri memilih sesuai dengan hati nuraninya,” tuturnya.

    Kampanye ini juga melibatkan NGO (Non-Governmental Organization) baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Koalisi Perempuan Indonesia, Kalyanamitra, hingga UN Women.

    Reporter. Ahmad Chudori
    Editor. Edi Djunaedi
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini