-->
  • Jelajahi

    Copyright © Lintas-7
    Lintas-7

    Menu Bawah

    Iklan

    Festival Hutan Adat Pertama di Papua: Momen Bersejarah untuk Budaya dan Lingkungan

    lintas-7
    24 October 2024, 09:07 WIB Last Updated 2024-10-24T03:23:14Z

    Lintas-7.com - Festival Hutan Adat pertama di Tanah Papua berlangsung dari 19 hingga 21 Oktober 2024. Festival ini dibuka oleh Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Teluk Bintuni, Drs. Frans N. Awak, Di sambut tarian dan nyanyian dalam Bahasa Moskona menggema.

    Dalam Festival Kali ini mengangkat tema “Jaga Adat, Jaga Budaya, Jaga Hutan untuk Kebahagiaan, menciptakan suasana meriah dan bersejarah

    Acara dihadiri lebih dari 300 peserta, termasuk pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perwakilan Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian ATR/BPN, akademisi dari Universitas Papua, serta tokoh masyarakat adat.

    Plt. Sekda Teluk Bintuni menekankan pentingnya pengakuan wilayah adat, terutama bagi empat marga di Suku Moskona: Marga Ogoney, Yen, Yec, dan Masakoda. Sabtu (19/10/2024).

    “Kegiatan ini kami lakukan untuk melindungi hutan adat tersisa di Suku Moskona dan untuk terus mendorong pentingnya keberadaan hutan adat di Tanah Papua.” ungkap Peter Masakoda.

    Ia menambahkan Rumah adat Suku Moskona, “Mod ask,” dibangun melalui kerja sama masyarakat dan menampilkan kembali nilai-nilai budaya Suku Moskona. ungkapan syukur atas perlindungan legal yang diberikan terhadap hutan adat.

    Festival ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran dan perlindungan hutan adat serta mempererat kerjasama antara masyarakat adat dan pemerintah dalam menjaga lingkungan dan budaya lokal," pungkasnya. 

    Festival kali ini menghadirkan Acara lokakarya dan diskusi. Dengan nara sumber Dinas Kehutanan,  ATR/BPN serta Dosen Universitas Papua dan tokoh masyarakat, membahas topik-topik penting tentang pendaftaran tanah ulayat, penguatan nilai budaya, dan pengelolaan ecowisata.

    Kepala Distrik Merdey, Yustina Ogoney, menyampaikan harapannya agar masyarakat adat yang telah mendapatkan pengakuan negara dapat mendapat perhatian dan dukungan dalam pengelolaan potensi hutan adat, seperti pengembangan ecowisata gunung dan sungai.

    Perempuan asli Suku Moskona ini juga mengharapkan pemerintah daerah membantu masyarakat dalam melakukan pemetaan partisipatif sesuai kebutuhan.

    Editor. Tim. Lintas-7.com

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Bisnis

    +