Lintas-7.com - Sebagai negara kepulauan, Indonesia terkenal memiliki keragaman suku yang sangat banyak.
Hal ini tentunya akan membentuk kebudayaan dan kepercayaan yang berbeda-beda di antara masyarakat.
Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki cerita rakyatnya sendiri yang tentunya mengandung pesan moral sesuai dengan kepercayaan
masing-masing daerah.
Salah satu cerita rakyat yang terkenal dari Jawa Barat adalah legenda Tangkuban Perahu, atau lebih dikenal dengan cerita Sangkuriang.
Secara turun temurun, sosok Sangkuriang dalam cerita ini dipercaya sebagai penyebab utama munculnya Gunung Tangkuban Perahu, salah satu gunung berapi aktif yang ada di Jawa Barat.
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa simak garis besar cerita Sangkuriang dan Gunung Tangkuban Perahu berikut ini.
Pada zaman dahulu, hidup seorang putri kerajaan di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi bersama anak laki-lakinya, Sangkuriang dan anjing kesayangannya yang bernama Tumang.
Sangkuriang gemar sekali berburu binatang di hutan dan selalu ditemani oleh Tumang ke manapun dia pergi.
Walau sering bersama, Sangkuriang tidak pernah tahu kalau anjing tersebut adalah ayah kandungnya yang merupakan titisan Dewa.
Saat berburu, Tumang tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang untuk mengejar hewan buruan, hal ini yang akhirnya membuat Sangkuriang mengusir tumang ke dalam hutan.
Sangkuriang kembali ke kerajaan dan menceritakan kejadian ini pada ibunya, Dayang Sumbi ternyata marah besar dan tidak sengaja memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi.
Sangkuriang yang kecewa memilih untuk meninggalkan kerajaan dan pergi mengembara, hal ini membuat Dayang Sumbi sangat menyesal.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi selalu berdoa dan bertapa setiap tahunnya, sampai akhirnya ia mendapatkan karunia dari Dewa agar selalu awet muda dan memiliki kecantikan yang abadi.
Sangkuriang yang telah mengembara selama bertahun-tahun akhirnya berniat kembali ke tanah airnya, tapi kerajaan itu telah berubah total.
Sangkuriang justru bertemu dengan seorang gadis cantik yang langsung membuatnya terpesona, tanpa mengetahui kalau gadis itu sebenarnya adalah Dayang Sumbi, ibunya sendiri.
Sama halnya dengan Dayang Sumbi, ia juga jatuh cinta pada Sangkuriang yang pada saat itu telah menjadi pemuda tampan.
Saat pamit untuk pergi berburu, Sangkuriang meminta tolong pada Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya, Dayang Sumbi terkejut saat melihat ada bekas luka di kepala Sangkuriang.
Setelah diperhatikan, Dayang Sumbi baru menyadari kalau pemuda itu adalah anaknya yang sudah lama pergi merantau.
Dayang Sumbi mencoba mengagalkan lamaran dari Sangkuriang, ia mengajukan 2 syarat yang ia yakini tidak akan mungkin bisa dilakukan oleh Sangkuriang.
Pertama, ia meminta Sangkuriang untuk membendung air di Sungai Citarum, dan yang kedua, ia meminta Sangkuriang untuk membuat sampan atau perahu besar yang akan digunakan untuk menyebrangi sungai.
Kedua syarat yang cukup berat ini harus bisa dipenuhi oleh Sangkuriang sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang menyetujui syarat tersebut, ia kemudian mengerahkan makhluk-makhluk gaib untuk membantu menyelesaikan 2 pekerjaan tersebut.
Dayang Sumbi mengintip dengan perasaan cemas, saat pekerjaan itu hampir selesai, kemudian Dayang Sumbi meminta pasukannya untuk menggelar kain sutra merah di sebelah timur kota.
Sangkuriang marah karena tidak berhasil memenuhi syarat yang diminta Dayang Sumbi, ia kemudian menjebol bendungan yang membuat seluruh kota mengalami banjir bandang.
Tak hanya itu, Sangkuriang juga menendang perahu buatannya yang membuat perahu itu melayang dan jatuh menjadi sebuah gunung.
Gunung tersebut berada di bagian utara Kota Bandung dan kini lebih dikenal dengan nama Gunung ‘Tangkuban Perahu’.
Itulah garis besar cerita Sangkuriang yang menjadi asal muasal terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu.
Selain cerita Sangkuriang, masih banyak cerita rakyat lain dari Jawa Barat yang tidak kalah menarik, salah satunya tentang legenda Lutung Kasarung.
Mengisahkan tentang seorang perempuan bernama Purbasari yang menderita penyakit kulit yang membuat dirinya dikucilkan dan dibuang ke hutan.
Di dalam hutan, ia bertemu dengan seekor lutung yang setia menemani dan menyembuhkan penyakitnya.
Saat akan kembali ke istana, Purbasari mendapatkan banyak tantangan dari orang-orang istana yang berniat menyingkirkannya
Kalau ingin tahu cerita lengkapnya, kamu bisa dapatkan buku ini melalui online di Gramedia.com.
Editor. Tim Lintas-7.com