Lintas-7.com - Jalanan Dramaga, Kabupaten Bogor, terkenal dengan kepadatan lalu lintasnya. Apalagi dengan banyaknya aktivitas akademik, ekonomi, maupun kegiatan sehari-hari warga setempat menjadikan sering terjadi kemacetan lalu lintas di jalan utama Dramaga, terutama pada jam-jam sibuk.
Banyaknya volume kendaraan yang melintas di kawasan itu, menjadi salah satu penyebab terjadinya macet. Sehingga pemerintah diminta untuk segera memberikan solusi menanganinya.
Tak ada lagi yang bisa di ungkapkan oleh para pengendara roda dua, roda empat bahkan lebih yang setiap hari hilir mudik melintas di jalan raya nasional, mulai dari arah jalan raya Margajaya Kota Bogor, Dramaga, Ciampea hingga Leuwiliang maupun sebaliknya yang setiap hari terjebak kemacetan panjang.
Penataan ini sangat di perlukan, terutama dalam menunjang rencana pembangunan jalan lingkar dari Leuwiliang menuju Rancabungur, kemudian pengembangan jalan lingkar Dramaga.
Jika Pemkab Bogor bergerak, pemerintah pusat bergerak, IPB University bergerak, penataan ini bisa terwujud dengan baik. Setidaknya kita sudah mempersiapkan bilamana Bogor Barat menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB).
Hal senada di ungkap Buchori Muslim Ketua Aliansi Masyarakat Bogor Barat Untuk Pemekaran (AMUK), memberikan pandangan bahwa banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kemacetan tersebut. Misalnya karena terjadi peningkatan jumlah kendaraan pribadi yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan serta kurangnya alternatif transportasi publik yang efisien," ungkapnya. Senin. (21/10/2024).
Ia menambahkan, untuk pembebasan lahan jalan alternatif Leuwiliang-Rancabungur yang menelan anggaran Rp. 50. Miliar yang sudah diketuk palu pada 2023 lalu masuk anggaran murni 2024, seharusnya sudah dilaksanakan tapi hingga kini tidak terealisasi. Jalan alternatif tersebut sangat dibutuhkan mengingat kepadatan dan kemacetan hampir tiap hari," ungkap Buchori.
Reporter. Ilham Permana
Editor. Tim Lintas-7.com